Sebelum menggoreskan pena, ada satu hal lagi yang perlu disiapkan…
Dalam konteks industri perbukuan, namanya memang masih samar-samar. Pun, belum sampai 15 judul buku yang ia garap sampulnya. (Jika angka “15” yang dipatok oleh Majalah MATABACA diterapkan, maka hanya segelintir perias sampul buku orang saja yang bisa disosokan di majalah ini). Profil yang kali ini muncul tidak untuk melompati standar itu. Tapi, jika sempat melihat-lihat lembaran harian Kompas, karya kartunnya kerap hadir mendampingi artikel opini dan sejumlah berita singkat lainnya. Maka di sanalah letak salah satu alasan bagaimana “masa depan” dunia komik Indonesia berada dalam goresan penanya...
Tommy Thomdean (lahir 19 Juli 1980), selain bekerja rutin di Kompas sebagai ilustrator/komikus rutin dari pukul 18.00-23.00 WIB, ia masih sempat meladeni sejumlah permintaan membuat sampul buku, buku komik anak dan cerita bergambar untuk anak-anak di luar jam kerjanya.
Katanya, “hidup cukup 24 jam, yang enggak pernah cukup itu imajinasinya…”
Berikut ini obrolan santai MATABACA dengan Thomdean, seorang kartunis muda yang karya dan sepak terjangnya terendus di kancah internasional.
MATABACA: Apa arti dunia kartun untuk Anda? Dalam arti sempit, mangapa kartun itu tercipta?
THOMDEAN: Kartun itu adalah “gangguan” untuk mata, dan tersimpan di otak orang yang melihatnya. Setiap saya baca buku, baca selembar artikel, nonton film, lihat berita tivi, atau bahkan ngobrol dengan teman, saya selalu membayangkan semuanya bisa didampingi oleh sebuah kartun.
MATABACA: Caranya?
THOMDEAN: Satu hal yang saya siapkan saat membuat sebuah karya apapaun itu. Membaca karya itu dengan seksama. Kita harus mendalami apa yang kita baca, yang kita dengar dan kita lihat. Mengkongkretkannya bisa dalam wacana besar sampai remeh yang bisa menyentil perasaan dan pemikiran.
MATABACA: Begitu juga dengan sampul buku?
THOMDEAN: Betul. Saya usahakan tidak hanya membaca ringkasan dari editor, tapi, mempelajari spirit buku itu. Membaca ringkasan buku masih perlu ditunjang data dan input lain. Termasuk menelaah arah bukunya, diskusi dengan editornya, kalau perlu minta input ke lini lain seperti pemasaran dan kira-kira siapa calon pembacanya.
MATABACA: Biasanya pendesain cover bekerja hanya dengan brief atau ringkasan buku dari editor…
THOMDEAN: Saya termasuk orang yang gemar bertanya kepada banyak orang, terutama untuk minta pendapat. Karena sampul buku bukan melulu soal bikin yang bagus-bagus dari diri kita sendiri, tapi, bagaimana elemen-elemen lain masuk di dalamnya. Sampul buku itu punya banyak muatan, selain sisi estetika, buku itu kan nantinya dijual.
MATABACA: Teknisnya?
THOMDEAN: Pasti ada ilustrasi, setidaknya itu kemampuan saya yang paling jujur. Bisa lukis, kartun, sketsa atau kalaupun nantinya saya harus menggunakan teknis foto, atau grafis lainnya, saya beranjak dari dunia yang saya pegang tadi.
MATABACA: Anda terbiasa bekerja dengan tekanan deadline dan tema “pesanan”, ya? Pengaruh pekerjaan formal atau memang itu pegangan Anda?
THOMDEAN: Banyak sisi. Itu salah satu daya uji saja. saya terbiasa ikut lomba kartun dan pameran kartun. Dan bekerja formal itu membentuk sisi lain saya yang bisa berkooperasi dengan orang banyak. Di lomba dan pameran kartun dunia saya berhadapan dengan tematik lomba. Di pekerjaan formal saya belajar kode etik jurnalistik saat membuat kartun opini. Saat membuat sampul buku saya berhadapan dengan naskah yang harus dijual dan memunculkan spirit bukunya. Semua ada komprominya.
MATABACA: Sebagai seniman kartun, bekerja rutin tidak membuat tersiksa? He-he-he.
THOMDEAN: Sama sekali tidak. Justru di sini saya belajar banyak. Soal kartun jurnalistik, deadline, juga belajar lagi soal teamwork dengan editor, membaca naskah sebelum membentuk konsep gambarnya. Lagi pula saya tidak dibatasi untuk tidak boleh membuat buku. Justru membuat buku sangat dianjurkan.
MATABACA: Jadi apa yang bisa membuat Anda tersiksa?
THOMDEAN: Jika ada hal yang memagari imajinasi. Untungnya semua saya bisa imbangi, ada kompromi, tapi, saya bisa terus menjaga imajinasi saya. Bekerja formal memang pilihan hidup saya, bikin kartun jadi hal yang paling menyenangkan di sini. Kreasi tak perlu ada beban. Membuat cover buku dan komik terus jalan, etos kerja di dunia perbukuan ini saya dapatkan dari bekerja formal. Seniman kan, tidak hidup sendiri. Imajinasi dan daya kreasi yang tetap absolut milik kita sendiri.
MATABACA: Nama Anda sebagai kartunis lebih berkibar di luarnegeri ketimbang di dalam negeri? Anda seperti eksil saja…
THOMDEAN: Ikut lomba kartun sudah jadi kebiasaan sejak kuliah. Alhamdulillah banyak diapresiasikan. Sebenarnya ikut lomba dim luarnegeri cuma buat menguji kebebasan eksplorasi dalam membuat kartun, tapi ternyata keseringan menang. Apalagi saat masih kuliah dulu, kan masih anget-angetnya.
MATABACA: Sedang menyiapkan buku?
THOMDEAN: Buku komik anak-anak tentang pembelajaran multikultur baru saja terbit tahun lalu. Yang akan menyusul sebentar lagi terbit buku cerita bergambar anak-anak tentang lingkungan dan pemanasan global.
MATABACA: Selain itu?
THOMDEAN: …yang paling dekat adalah satu buku lagi yang jadi impian saya, kumpulan kartun yang belum pernah terpublikasi. *** (Chus@CBA Holistic Writer).
Profil Thomdean
Nama Lengkap: Tommy Thomdean
Lahir: 19 Juli 1980
Pendidikan formal: Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UGM (lulus 2003)
Pekerjaan formal: Kartunis Editorial harian Kompas (sejak 2005)
Pekerjaan sampingan: Desainer sampul buku dan penulis buku bergambar.
Penghargaan:
• Second Prize, National Mascot Design Contest, BPS,Jakarta,1999
• Grand Prize, Caricature Contest PORSENI GRAFIKA, UGM Engineering Faculty,1999
• 3rd ,Library Poster Design, 54 th Anniversary UGM, 2003
• 2nd Prize, Yogyakarta Caricature Competition, MERAPI daily, Yogyakarta,2004
• “Energy and Environment” Cartoon Exhibition, STUBE-HEMAT Yogyakarta,2004
• Special Mention Prize KOMPAS Caricature Award 2004,Jakarta,2004
• Winning prize" 2nd SYRIA CARTOON CONTEST,Syria,2006
• Third Prize", PEN SYRIA CARTOON FESTIVAL,2007
• 1 st Prize GAG Cartoon WORLD PRESS CARTOON,Portugal, 2007
• BALI is my life, international cartoon exhibition, Jakarta, 2007
• Best SIX cartoon urbanization n life,INDIAink contest,INDIA, 2007
• 1 st prize AMAZON FOREST BRAZIL CARTOON CONTEST, Brazil,2007
• 2 nd prize HUMAN RIGHTS CARTOON CONTEST, Komnas HAM, Indonesia,2007
• 16th EURO-KARTOENALE – KRUISHOUTEM exhibition, Belgia, 2007
• Seoul International Cartoon & Animation Exhibition, Korea, 2007
• Special Prize, THEME and FREE CARTOON,7TH TABRIZ CARTOON, Iran,2008
• Indonesian Cartoon Museum exhibition, Bali, Indonesia, 2008
• GAZA Cartoon Exhibition, Museum of Palestine Contemporary Arts, Palestina, 2008
www.thomdean.com
Catatan:
Naskah berjudul “CORAT-CORET THOMDEAN” ini adalah versi naskah asli yang kemudian versi editnya pernah di muat di majalah perbukuan MATABACA (edisi September 2008) yang kemudian diberi judul “KARTUNIS 24 JAM” oleh Radaksi.
0 comments:
Post a Comment