SECANGGIH APAPUN PERALATAN DAN TEKNOLOGI TETAP SEBUAH ALAT

KOMPETISI TETAP HARUS TERJADI

KREATIVITAS MANUSIA YANG MEMBEDAKANNYA

ADA YANG MENANG DAN KALAH ITU BIASA

MAKNA HIDUP HADIR BILA KITA BERAKTIVITAS

Tuesday, June 15, 2010

Miliarder Jepang yangTukang Gambar


SECARA naif, kartunis, cergamis, ilustrator, itu tukang gambar. Kerja mereka, ya, menggambar. Hanya saja, kata tukang itu kurang enak untuk dihubungkan dengan kerja kreatif. Apalagi, dalam bahasa Indonesia, kata tukang mengacu pada pengertian: pengulangan dan bersifat kuantitatif.
Ketika pekerjaan membutuhkan visi: kebaruan, eksplorasi dan mengabdi pada sifat kualitatif, maka kata tukang sebaiknya tidak dibawa-bawa. Sebutan paling klop dan enak untuk ini adalah kreator. Timbul pertanyaan, apa pekerjaan kartunis, cergamis dan ilustrator tak ada hubungannya dengan tukang? Atau bisa dijamin pasti mengabdi pada visi: kebaruan, eksplorasi dan kualitas?
Ini dilema menarik sekaligus lucu. Persis teka-teki mengenai kekosongan: di dalam kosong terdapat isi, di dalam isi terdapat kosong. Hemat saya, setiap kreator—terutama bila dikaitkan dengan kasus karya grafis seperti kartun, komik dan ilustrasi—adalah tukang yang bervisi, bereksplorasi dan punya tanggungjawab mutu. Tukang yang tak ada hubungannya dengan ini, ya tukang yang baik hati saja.

Melebarkan Sayap Pergaulan Budaya



Belum lama ini, Candalaga Mancanegara, sebuah lomba kartun internasional yang pertama kali diselenggarakan di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, sempat diramaikan di Facebook. Candalaga Mancanegara, adalah sebuah kegiatan festival kartun internasional. Nama ini diambil dengan pertimbangan sejumlah unsur kelompok humoris yang melibatkan diri sebagai penyelenggara.

Oleh karena itu Canda Laga Mancanegara, tidak dimaksudkan sebagai pertandingan lucu (kartun) yang diikuti hanya oleh para peserta luar negeri. Dalam kaitan ini penyelenggara yang sesungguhnya merupakan afiliasi sejumlah kelompok humoris, yakni: Lembaga Humor Indonesia (LHI), PERTAMOR (Perhimpunan Pecinta Humor), SECAC (Semarang Cartoon Club), dan KOKKANG (Kelompok Kartunis Kaliwungu), lebih berkeyakinan bahwa nama Canda Laga Mancanegara itu layak untuk dipakai guna memberi tekanan arti antarnegara, atau antarbangsa.

Kartun Benny & Mice: Meledek Gaya Hidup Snob


Oleh Darminto M Sudarmo

Jakarta luar dalem? Pilihan ini sungguh menggelitik. Melihat Jakarta dari luar, apa susahnya? Bahasa candanya, nenek-nenek juga bisa. Namun, melihat Jakarta di bagian dalem? Ini sungguh pekerjaan menantang dan tidak sembarang orang mampu melakukannya.
Apalagi cara melihat yang dilakukan oleh dua kartunis Benny dan Misrad tidak sekadar menatap dengan mata melotot dan mulut “manyun”, tetapi seperti layaknya kerja para jurnalis, fotografer, dan sekaligus karikaturis.
Sebagai jurnalis, mereka mencatat berbagai gejala atau fenomena yang menonjol di isi perut Jakarta; sebagai fotografer, mereka mengabadikan secara visual obyek-obyek otentik yang terkait dengan fenomena (dipakai untuk rujukan gambar kartun); dan sebagai karikaturis, mereka harus mampu ceriwis mengusili fenomena dengan sentakan humor-humornya yang segar dan khas lewat dua tokoh kartun yang bernama Benny dan Mice.


AyuWage Services - Get Paid to Visits Sites and Complete Surveys