Desain: Wahyu Kokkang |
Ajang temu kangen dan kompetensi kartunis Indonesia
Borobudur Cartoonists Forum (BCF) pertama tergolong sukses. Ini salah satu berita yang kita tampilkan. Rencana BCF 2 juga akan diselenggarakan tahun 2018. Mari kita simak review BCF 1 tahun 2017.
Kartunis di Indonesia memiliki
kompetensi unik. Secara umum, para kartunis mengeliminasi sebuah fakta yang
ruwet dan kacau balau menjadi sesuatu yang sederhana dan mudah dipahami banyak
orang. Lewat coretan gambarnya yang hanya satu kotak namun dapat mengungkapkan
suatu cerita secara jenaka, lengkap dan paripurna. “Potensi ini tidak boleh
disia-siakan pada situasi seperti saat ini dan masa depan,” tandas Yehana SR,
ketua panitia ‘Borobudur Cartoonists Forum’ pada pembukaan acara tersebut di
Hotel Pondok Tingal, Borobudur, Magelang, Sabtu 26 Agustus 2017 yang lalu.
Yehana SR juga ‘menantang’
kompetensi para kartunis seluruh Indonesia untuk mengkritisi dan mencandai,
sekaligus memberikan sumbang saran kepada para pemangku kepentingan bidang
kepariwisataan dan budaya secara umum. Momentum temu kangen para kartunis ini
diharapkan dapat menciptakan sarana performance budaya yang dapat menggugah
minat dan keterlibatan masyarakat untuk sejenak menikmati hiburan yang segar
namun bervisi strategis. Disamping itu, pertemuan ini akan dapat menciptakan
ide-ide kreatif terkait dengan karya-karya kartun.
‘Borobudur Cartoonists Forum – 2017’
yang diselenggarakan selama dua hari, pada tanggal 26 dan 27 Agustus 2017,
didukung oleh Pakarti (Persatuan Kartunis Indonesia), Pakyo (Paguyuban Kartunis
Yogyakarta), Pakarso (Paguyuban Kartunis Solo), Perkara (Persatuan Kartunis
Rawamangun), Kartans (Kartunis Tandang Semarang), Terkatung (Terminal Kartunis
Ungaran), Ngakak (Ngalam Kartun Klub), Karaeng (Kartunis Kota Daeng) dan
Republik Aeng Aeng. Borobudur Cartoonists Forum (BCF) ini digelar oleh Semarang
Cartoons Club (Secac) dan Kelompok Kartunis Kaliwungu (Kokkang) dengan acara
utama diskusi dan pameran kartun.
Acara ini dibuka oleh Wakil Bupati
Magelang, H. M. Zaenal Arifin SH yang ditandai dengan pemukulan gong.
Poejiyanto, salah seorang kartunis asal Ngluwar, Kabupaten Magelang,
menyerahkan kenang-kenangan kepada Wakil Bupati berupa gambar kartun H. M.
Zaenal Arifin SH, karya coretannya yang dibuat selama 15 menit.
M. Zaenal Arifin SH mengatakan,
gambar kartun memiliki berjuta makna dan setiap orang yang melihat gambar
kartun akan memaknai berbeda-beda. Menurut pakar kartun, negara adidaya Amerika
Serikat paling takut dengan karya-karya kartun yang mengkritisi kinerja
pemerintahannya. Gambar kartun dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan.
Namun, gambar kartun merupakan hiburan yang sehat karena kritik-kritik yang
disampaikan dikemas dengan gambar-gambar lucu dan kata atau kalimat singkat
yang bisa mengundang tawa. Gambar kartun dan film kartun sangat disukai
anak-anak karena banyak kelucuan dan disajikan menarik. Bahkan ada film-film
kartun yang mengandung unsur-unsur pendidikan.
Menurut Yehana SR, ‘Borobudur
Cartoonists Forum ini pesertanya ada sekitar 80-an kartunis. Mereka berasal
dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Kaliwungu (Kendal), Semarang, Yogyakarta,
Malang, Surabaya, Bandung, Jakarta, Bali, Medan, Makasar, dan kota-kota
lainnya. Tokoh-tokoh kartunis Indonesia seperti Pramono R. Pramoedjo, GM
Sudarta, Dwi Koendoro, FX Subroto, Herry Wibowo, Jitet Koestana dan lain-lain,
yang hadir sebagai narasumber dalam acara forum diskusi.
Salah seorang kartunis senior dari
Kendal dan pendiri Kelompok Kartunis Kaliwungu (Kokkang), Darminto M Sudarmo
menjelaskan, ‘Borobudur Cartoonists Forum ini digelar sebagai estafet untuk
melanjutkan tradisi Temu Kartunis Nasional I yang pernah diselenggarakan
pada tahun 1985 di Semarang. Meski kini muncul media online lewat internet,
namun karya kartun masih memiliki kompetensi yang cukup tinggi. Masih banyak
peluang bagi para kartunis untuk berkarya di berbagai media, baik media cetak
mau pun media online. Bahkan dengan adanya jaringan internet karya-karya
kartunis dapat menembus media-media di manca negara.
0 comments:
Post a Comment