Monday, February 5, 2018

Borobudur Cartoonists Forum 1 dan 2

Desain: Wahyu Kokkang
Ajang temu kangen dan kompetensi kartunis Indonesia

Borobudur Cartoonists Forum (BCF) pertama tergolong sukses. Ini salah satu berita yang kita tampilkan. Rencana BCF 2 juga akan diselenggarakan tahun 2018. Mari kita simak review BCF 1 tahun 2017.

Kartunis di Indonesia memiliki kompetensi unik. Secara umum, para kartunis mengeliminasi sebuah fakta yang ruwet dan kacau balau menjadi sesuatu yang sederhana dan mudah dipahami banyak orang. Lewat coretan gambarnya yang hanya satu kotak namun dapat mengungkapkan suatu cerita secara jenaka, lengkap dan paripurna. “Potensi ini tidak boleh disia-siakan pada situasi seperti saat ini dan masa depan,” tandas Yehana SR, ketua panitia ‘Borobudur Cartoonists Forum’ pada pembukaan acara tersebut di Hotel Pondok Tingal, Borobudur, Magelang, Sabtu 26 Agustus 2017 yang lalu.
Yehana SR juga ‘menantang’ kompetensi para kartunis seluruh Indonesia untuk mengkritisi dan mencandai, sekaligus memberikan sumbang saran kepada para pemangku kepentingan bidang kepariwisataan dan budaya secara umum. Momentum temu kangen para kartunis ini diharapkan dapat menciptakan sarana performance budaya yang dapat menggugah minat dan keterlibatan masyarakat untuk sejenak menikmati hiburan yang segar namun bervisi strategis. Disamping itu, pertemuan ini akan dapat menciptakan ide-ide kreatif  terkait dengan karya-karya kartun.

‘Borobudur Cartoonists Forum – 2017’ yang diselenggarakan selama dua hari, pada tanggal 26 dan 27 Agustus 2017, didukung oleh Pakarti (Persatuan Kartunis Indonesia), Pakyo (Paguyuban Kartunis Yogyakarta), Pakarso (Paguyuban Kartunis Solo), Perkara (Persatuan Kartunis Rawamangun), Kartans (Kartunis Tandang Semarang), Terkatung (Terminal Kartunis Ungaran), Ngakak (Ngalam Kartun Klub), Karaeng (Kartunis Kota Daeng) dan Republik Aeng Aeng. Borobudur Cartoonists Forum (BCF) ini digelar oleh Semarang Cartoons Club (Secac) dan Kelompok Kartunis Kaliwungu (Kokkang) dengan acara utama diskusi dan pameran kartun.

Acara ini dibuka oleh Wakil Bupati Magelang, H. M. Zaenal Arifin SH yang ditandai dengan pemukulan gong. Poejiyanto, salah seorang kartunis asal Ngluwar, Kabupaten Magelang, menyerahkan kenang-kenangan kepada Wakil Bupati berupa gambar kartun H. M. Zaenal Arifin SH, karya coretannya yang dibuat selama 15 menit.

M. Zaenal Arifin SH mengatakan, gambar kartun memiliki berjuta makna dan setiap orang yang melihat gambar kartun akan memaknai berbeda-beda. Menurut pakar kartun, negara adidaya Amerika Serikat paling takut dengan karya-karya kartun yang mengkritisi kinerja pemerintahannya. Gambar kartun dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan. Namun, gambar kartun merupakan hiburan yang sehat karena kritik-kritik yang disampaikan dikemas dengan gambar-gambar lucu dan kata atau kalimat singkat yang bisa mengundang tawa. Gambar kartun dan film kartun sangat disukai anak-anak karena banyak kelucuan dan disajikan menarik. Bahkan ada film-film kartun yang mengandung unsur-unsur pendidikan.

Menurut Yehana SR, ‘Borobudur Cartoonists Forum ini pesertanya ada sekitar 80-an kartunis. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Kaliwungu (Kendal), Semarang, Yogyakarta, Malang, Surabaya, Bandung, Jakarta, Bali, Medan, Makasar, dan kota-kota lainnya. Tokoh-tokoh kartunis Indonesia seperti Pramono R. Pramoedjo, GM Sudarta, Dwi Koendoro, FX Subroto, Herry Wibowo, Jitet Koestana dan lain-lain, yang hadir sebagai narasumber dalam acara forum diskusi.

Salah seorang kartunis senior dari Kendal dan pendiri Kelompok Kartunis Kaliwungu (Kokkang), Darminto M Sudarmo menjelaskan, ‘Borobudur Cartoonists Forum ini digelar sebagai estafet untuk melanjutkan tradisi Temu Kartunis Nasional I  yang pernah diselenggarakan pada tahun 1985 di Semarang. Meski kini muncul media online lewat internet, namun karya kartun masih memiliki kompetensi yang cukup tinggi. Masih banyak peluang bagi para kartunis untuk berkarya di berbagai media, baik media cetak mau pun media online. Bahkan dengan adanya jaringan internet karya-karya kartunis dapat menembus media-media di manca negara.

Disamping berdiskusi, para peserta Borobudur Cartoonists Forum juga berkunjung ke Balai Ekonomi Desa (Balkondes) desa wisata Candirejo dan ke Candi Borobudur. Di Candi Borobudur mereka merespon terhadap relief-relief candi dan obyek-obyek lainnya yang menarik di sekitarnya sebagai obyek untuk membuat gambar-gambar dengan corak kartunal. Borobudur Cartoonists Forum 2017 ini direncanakan akan digelar kembali tahun mendatang sebagai ‘event’ tahunan dengan menyelenggarakan lomba dan pameran kartun internasional.*** (SIAGA INDONESIA.COM/as)

0 comments:

Post a Comment


AyuWage Services - Get Paid to Visits Sites and Complete Surveys